Kiev – Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky memperingatkan bahwa pasukan Rusia tengah mengkonsolidasikan kekuatan dan mempersiapkan ‘serangan dahsyat’ di wilayah selatan negaranya, mencakup Mariupol yang dikepung selama berminggu-minggu.
Seperti dilansir AFP, Jumat (1/4/2022), gempuran terus-menerus pasukan Rusia di kota pelabuhan Mariupol dilaporkan telah menewaskan sedikitnya 5.000 orang.

Dalam perundingan damai yang digelar pekan ini, Rusia menyatakan akan mengurangi serangan di wilayah sekitar Kiev dan Chernihiv. Namun, otoritas Ukraina dan pejabat-pejabat negara Barat meragukan pernyataan Rusia itu, dengan menyebut pasukan Rusia hanya melakukan regroup.

“Ini adalah bagian dari taktik mereka,” sebut Zelensky dalam pernyataan pada Kamis (31/3) tengah malam waktu setempat.

“Kita mengetahui bahwa mereka bergerak menjauh dari area-area di mana kita mengalahkan mereka untuk fokus ke area lainnya yang sangat penting… di mana itu bisa menjadi sulit bagi kita,” tuturnya.

Lebih lanjut, Zelensky memperingatkan bahwa situasi di wilayah Ukraina bagian selatan ‘sangat sulit’.

“Di Donbas dan Mariupol, ke arah Khakiv, militer Rusia mengakumulasikan potensi untuk serangan-serangan, serangan yang kuat,” cetusnya.

Amerika Serikat (AS) menyampaikan pernyataan senada, dengan seorang pejabat senior pertahanan AS menyebut fokus Rusia di Donbas bisa memicu ‘konflik yang lebih lama, yang berkepanjangan’.

Para pakar militer meyakini Rusia meninggalkan upaya-upaya untuk maju secara bersamaan di sepanjang poros utara, timur dan selatan, setelah berjuang menghadapi perlawanan Ukraina yang lebih kuat dari yang diperkirakan.

Dinilai oleh para pakar militer bahwa Rusia ingin menetapkan jalur darat antara Crimea, yang dicaplok dari Ukraina tahun 2014, dengan dua wilayah separatis di Donbas — Donetsk dan Luhansk.

By rdks

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *