Jakarta – PSI meragukan hasil penjualan tiket Formula E dapat menutupi pengeluaran APBD DKI Jakarta selama ini. Ketua Panitia Organizing Committee (OC) dari Formula E, Ahmad Sahroni, menganggap pernyataan PSI sebagai motivasi panitia.
“PSI memang senang memotivasi kita panitia,” kata Sahroni saat dihubungi, Kamis (7/4/2022).
Sahroni mengatakan sebelumnya PSI juga memberikan motivasi terkait Formula E. Salah satunya dengan mengomentari sirkuit Formula E yang belum rampung.
“Waktu awalkan sirkuit belum jadi dia memotivasi kita untuk bergegas agar sirkuit akhirnya jadi,” tuturnya.
Sehingga menurut Sahroni terkait masalah tiket Formula E juga dianggap sebagai motivasi untuk segera menjual tiket tersebut.
“Sekarang kalau PSI meragukan tentang tiket Formula E ini juga maksud dan tujuannya baik, karena apa, supaya tiketing untuk para penonton Formula E ini kita segera berjualan. Kita tunggu tanggal mainnya,” imbuhnya.
Diketahui sebelumnya panitia bakal menjual 50 ribu tiket Formula E dengan harga mulai Rp 350 ribu. PSI meragukan hasil penjualan tiket dapat menutupi pengeluaran APBD DKI Jakarta selama ini.
Ketua Fraksi PSI DPRD DKI Jakarta Anggara Wicitra mengatakan DKI diperkirakan hanya mendapat Rp 300 miliar untuk balapan 3 musim apabila harga tiket Formula E dipukul rata Rp 1 juta per orang. Dengan estimasi ini, Anggara ragu Pemprov untung dari hasil penjualan tiket.
“Jika kita ambil rata-rata harga tiket seharga Rp 1 juta dengan kapasitas 50 ribu orang, dalam tiga tahun kita hanya dapat Rp 300 miliar. Nggak akan bisa ganti pengeluaran APBD, apalagi untung,” kata Anggara melalui keterangan tertulis, Kamis (7/4/2022).
Untuk itu, Anggara meminta penentuan harga tiket dilakukan dengan perhitungan yang tepat. Dia mengingatkan agar pemasukan dari tiket dapat menutupi biaya yang sudah dikeluarkan dari APBD.