Surabaya – Penangkapan DPO kasus pencabulan santriwati, Moch Subchi Azal Tsani (MSAT) alias Mas Bechi (42) masih menyisakan sejumlah teka-teki. Salah satunya soal sosok perwira tinggi yang berhasil membuat keluarga Ponpes Shiddiqiyyah ‘takluk’ hingga mau menyerahkan Bechi ke polisi. Koordinator Jaringan Islam Anti-Diskriminasi (JIAD) Jatim, Aan Anshori menyebut ada peran seorang perwira menengah (pamen) polisi dalam proses menyerahnya Bechi.

Perwira berpangkat Kombes ini lah yang dianggap mampu meluluhkan keluarga Mas Bechi agar anaknya mau menyerah. Aan menceritakan faktor Mas Bechi mau menyerah dan pihak keluarga dalam hal ini ayahnya Kiai Muchtar mau menyerahkan anaknya ke polisi. Menurut Aan, keluarga saat itu mau menyerahkan anaknya dengan syarat agar dihadirkan seorang perwira menengah polisi yang bisa dipercaya. Perwira itu akhirnya menjadi mediator. “Keluarga akhirnya bersedia menyerahkan MSAT dengan syarat harus menghadirkan seorang perwira menengah polisi. Keluarga mempercayai perwira tersebut. Banyak orang (polisi) yang kaget saat itu,” ungkap Aan kepada detikJatim, Minggu (10/7/2022).

Abaikan Salat-Dianggap Raja Aan menyebut perwira polisi yang berpangkat Komisaris Besar (Kombes) itu tidak ikut dalam operasi penangkapan Mas Bechi di Ponpes Shiddiqiyyah. Perwira ini merupakan kapolres di salah satu daerah di Jatim. Kehadiran perwira polisi tersebut disinyalir membuat Kiai Muchtar akhirnya bersedia menyerahkan putranya ke Polda Jatim. Aan juga mengapresiasi keputusan Kiai Muchtar yang bersedia menyerahkan Mas Bechi meski sempat melalui negosiasi yang alot. “Kalau penafsiran saya mungkin waktu itu keluarga terdesak, butuh orang yang bisa dipercaya yang memahami persoalan. Itu kan hal yang wajar sehingga mereka menyebut satu nama. Kenapa orang tersebut? Saya juga belum tahu,” tutur Aan. “Menurut saya setiap polisi apalagi level kapolres di Jatim sowan ke ponpes sudah pasti untuk permisi, membangun relasi dan sebagainya.

Perwira tersebut menurut saya menjadi jalan tengah saat itu. Namun, setiap yang terlibat dalam kesuksesan ini perlu diapresiasi, semua yang terlibat menurut saya sudah berjasa,” tambahnya.

Hingga hari ini, proses penyerahan dan tempat sembunyi Mas Bechi masih simpang siur. Aan juga membeberkan bagaimana proses pencarian Mas Bechi.

Saat penggerebekan itu, kebetulan Aan turut serta dalam proses pencarian karena diminta Polda Jatim. Aan mengaku mengikuti penyisiran hanya sekitar 5 jam mulai pukul 07.00 WIB hingga 12.00 WIB. Keesokan harinya, ia kemudian mendapat cerita dari anggota Intel yang ikut mencari.

Dari penuturan itu, Mas Bechi diketahui bersembunyi di rumah adik ibunya sekitar 1 Km dari Ponpes Majma’al Bachroin Hubbul Wathon Minal Iman Shiddiqiyyah di Desa Losari, Ploso, Jombang.

Menurut Aan, kemungkinan anak mursyid Tarekat Shiddiqiyyah KH Muhammad Muchtar Mu’thi itu menyelinap keluar dari pesantren sebelum polisi tiba menggeledah kamar pribadinya pada Kamis pagi sekitar pukul 09.00 WIB. Polisi bahkan menyita laptop milik Mas Bechi dari kamar tersebut.

“Apakah memang sejak awal MSAT tidak di situ, atau dia di situ tapi keluar melalui jalan tikus? Menurut sumberku MSAT sampai jam 9 pagi masih di situ dugaannya. Karena ada jejak-jejak di kamar MSAT yang mengindikasikan dia masih di sana pada saat itu. Saya tidak tanya jejak itu apa saja. Saya juga tidak ikut masuk ke kamar MSAT,” kata Aan.

Sejumlah isu mistis lantas disangkutpautkan dengan keberhasilan Mas Bechi yang mampu keluar dari ponpes saat penggerebekan. Namun Aan mempunyai pendapat bahwa kemungkinan Mas Bechi keluar dengan menyamar sangat memungkinkan. Ini karena luas pesantren mencapai 50 hektar.

“Saya sempat masuk ke bangunan rumah baru yang kosong kemudian masuk ke jalan tikus di antara rumah warga. Ada jalan tikus memang yang keluar dari pondok ke jalan raya. Ada anak-anak kampung perempuan nongkrong di situ. Sangat mungkin kalau MSAT dengan menyamar sedikit bisa keluar lewat situ. Belum lagi ditambah faktor tidak semua orang mengetahui wajahnya,” cetusnya.

Saat itu penyisiran yang dilakukan ratusan pasukan gabungan Polda Jatim dan Polres Jombang di Ponpes Shiddiqiyyah tidak menemukan Mas Bechi. Di lain sisi, negosiasi polisi dengan keluarga Kiai Muchtar berjalan alot sampai Kamis malam.

Sebelumnya, Moch Subchi Azal Tsani (MSAT) alias Mas Bechi (42), tersangka dugaan pencabulan santriwati telah menyerahkan diri. Yang bersangkutan sudah dibawa ke Polda Jatim.

Kapolda Jatim Irjen Nico Afinta membenarkan bahwa tersangka sudah menyerahkan diri. Mas Bechi menyerahkan diri sekitar pukul 23.00 WIB. “Yang bersangkutan menyerahkan diri sekitar 30 menit yang lalu,” ujar Nico saat memberikan keterangan kepada wartawan di gapura masuk Ponpes, Kamis (8/7/2022).

By rdks

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *