Jakarta – Penurunan dari SBN (Surat Berharga Negara) maupun pinjaman menjadi penyebab penerbitan pembiayaan hutang pada semester I/2022 sebanyak 56,9 persen secara tahunan (year-on-year) oleh pemerintah.

Sri Mulyani Indrawati selaku Menteri Keuangan mengatakan bahwa sampai tanggal 30 Juni 2022, pembiayaan hutang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) adalah Rp191,9 triliun. Jumlah ini termasuk dalam penerbitan SBN sebanyak Rp182,4 triliun dan pinjaman Rp9,5 triliun.

Tahun lalu pemerintah menggencarkan penerbitan hutang untuk memulihkan ekonomi nasional dan membantu penanganan pandemi Covid-19. Namun, penerbitan hutang ternyata lebih rendah dari catatan semester I/2021 dengan total Rp444,8 triliun.

Nilai penerbitan SBN pada semester I/2022 turun hingga 60,7 persen (YoY) dari sebelumnya yang mencapai Rp464 triliun. Namun, pelaksanaan pinjaman justru berbanding terbalik karena pada semester I/2021 catatannya negatif Rp19,1 triliun.

Menurut Sri Mulyani, kebijakan penurunan hutang ini berpengaruh positif terhadap pasar obligasi dan pasar uang yang mengalami situasi guncangan inflasi dan kenaikan suku bunga global.

By rdks

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *