BlitarĀ – Perseteruan antara Gus Samsudin dan youtuber Pesulap Merah menyebabkan aktivitas pelayanan publik desa Rejowinangun, Blitar menjadi terganggu.
Pasalnya beberapa hari setelah Pesulap Merah mendatangi Padepokan Gus Samsudin yang juga berada di desa tersebut, aplikasi layanan publik milik Pemerintah Desa Rejowinangun diretas.
Bhagas Wigasto, Kepala Desa Rejowinangun mengatakan penyebab warga menggeruduk dan memaksa menutup Padepokan Gus Samsudin adalah karena adanya insiden pembobolan pada aplikasi layanan publik tersebut.
Bhagas menambahkan bahwa selain aplikasi layanan kependudukan, portal UMKM desa juga diretas oleh hacker. Aplikasi layanan publik tersebut baru bisa diakses pada Senin siang setelah dikendalikan hacker selama 4 hari terakhir.
Bhagas juga mengaku tidak tahu pihak mana yang meretas aplikasi layanan publik Desa Rejowinangun. Parahnya lagi, di portal aplikasi layanan desa terdapat tulisan ‘Rejowinangun Berhati Anarkis’. Namun, dia percaya bahwa insiden itu akibat dari perseteruan antara Gus Samsudin dan Pesulap Merah.
Aparat desa setempat meminta KTP milik Pesulap Merah yang bernama asli Marcel saat mendatangi Padepokan Gus Samsudin beserta pendukungnya. Tindakan ini dianggap cara aparat menghalangi Pesulap Merah mendatangi Gus Samsudin untuk membuktikan kemampuan spiritualnya.
Pesulap Merah dan Gus Samsudin sama-sama didukung oleh sejumlah orang yang mengatasnamakan ormas keagamaan. Bhagas yang dibantu GP Anshor Blitar mengusut asal usul ormas itu menjelaskan bahwa pendukung Gus Samsudin itu berasal dari Lampung sedangkan pendukung Pesulap Merah dari Tulungagung.
Warga yang berniat melerai terjadinya konflik fisik malah menjadi korban. Sementara, Priarno selaku pengacara Gus Samsudin tidak memberikan komentar apapun mengenai perseteruan tersebut.