LUMAJANG – Temuan tulang dan tengkorak manusia di Dusun Kampung, Renteng, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur pada Senin (1/8/2022) menyisakan kisah pilu.

Tengkorak dan tulang tersebut diyakini adalah milik Ahmad Rendy Pratama (19), korban erupsi Gunung Semeru.

Sang ayah bernama Muhammad Zuhri bercerita, ia sudah mencari putranya yang hilang selama 8 bulan lamanya. Awal mulanya adalah Rendy yang akan menjemput ayahnya yang sedang bekerja di seberang sungai. Namun, setelah itu Rendy hilang dan tidak ditemukan lagi. Demi menemukan putra sulungnya tersebut, Zuhri rela meninggalkan pekerjaannya sebagai perajin gula jawa.

Delapan bulannya, Zuhri dengan tekun terus mencari keberadaan putranya, menggali sekitar daerah sungai lahar yang tertimbun material Gunung Semeru mulai dari matahari terbit hingga terbenam.

Hari demi hari juga sejengkal tanah pun tidak akan dilewatkan Zuhri demi menemukan keberadaan putranya. Namun sayang, semua usaha yang ia lakukan belum membuahkan hasil.

“Kalau menyerah (menemukan Rendy) itu tidak pernah saya, namanya juga mencari anak, setiap hari saya gali terus berharap jenazahnya bisa ketemu.” kata Zuhei di rumahnya, Selasa (2/8/2022).

Selama 27 hari masa pencarian korban erupsio Gunung Semeru oleh tim SAR dan beberapa relawan, ternyata jenazah Rendy belum juga ditemukan. Zuhri pun tidak menyerah, Ia sampai rela menyewa alat berat seharga Rp400.000 per jam demi menemukan putranya.

Setidaknya tiga hari ia mencari dengan alat berat namun ia jasad putranya belum juga ditemukan. “Sampai sewa beko sendiri Rp400.000 per jamnya, tapi tidak ketemu. Untung waktu itu banyak yang bantu jadi tidak sampai bayar banyak.” cerita Zuhri.

Saat semua alat berat ditarik, Zuhri mencari Rendy secara manual dengan tangannya sendiri. Berbekal cangkul dan arit, ia terus melakukan penggalian.

Zuhri juga mnenemukan pakaian yang dikenakan Rendy hingga ciri-ciri fisik putranya kepada warga, khusunya penggali pasir disana. Tujuannya, jika sewaktu-waktu warga menmukan Rendy, bisa menghubungi dirinya.

Delapan bulan berlalu. Pada awal Agustus 2022, salah satu pencari pasir bernama Said menemukan tulang dan tengkorak manusia dengan ciri-ciri pakaian seperti yang disampaikan Zuhri. Warga pun langsung menghubungi Zuhri namun telepon tidak kunjung diangkat. Rupanya, Zuhri sedang sakit sehingga hari itu tidak bisa menggali.

“Ditelepon berkali-kali saya enggak dengar, terus dijemput sama orang-orang kesini langsung saya lari kesana untuk memastikan. “Iya itu Rendy, kebetulan waktu itu pakaiannya masih utuh. Jadi saya dan istri saya yakin kalau itu Rendy.”

Zuhri dan istrinya sangat bersyukur lantaran putranya akhirnya ditemukan meski disisi lain ia juga sedih, harus kehilangan buah hatinya. Zuhri dan keluarga berterima kasih kepada semua pihak yang sudah membantu dirinya untuk menemukan keberadaan Rendy.

 

By rdks

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *