Surabaya – Avesina Soebli, produser Film Nasional bersama sutradara dan timnya datang ke Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi. Mereka meminta izin untuk membuat sebuah film di kota Pahlawan ini.
Rencananya, film karya Avesina Soebli ini akan tayang di bioskop pada awal tahun 2023. Wali Kota Eri pun menyambut baik dan bahkan senang Surabaya dipilih sebagai lokasi pembuatan film tersebut.
“Inilah harapan saya ketika (orang) ke Surabaya itu, masih ingat apa yang ada di kota Surabaya. Alhamdulillah, saya berharap film ini segera bisa terealisasi dan diputar di Indonesia, khususnya di Surabaya. Sehingga orang Indonesia maupun internasional mengenal Surabaya.” katanya.
Apalagi, film tersebut menceritakan tentang anak muda. Eri meyakini jika menonton film tersebut akan teringat terus dengan kota Pahlawan.
“Jadi Surabaya ini kota romantis meskipun orang-orangnya keras.” bagi Wali Kota Surabaya tersebut, Surabaya adalah kota yang keras kepala dan pantang menyerah, namun Surabaya selalu memiliki tujuan yang terus tercapai dengan hati yang lembut.
Eri juga ingin memperkenalkan Surabaya dalam segala bidang, salah satunya perfilman ini. Sebelumnya, ia pernah ikut andil dalam film dokumenter Bung Karno yang berlatar tempat di Surabaya.
“Jadi, saya berperan disitu. Dijadikan bung Karno yang umur 45 tahun. Disitulah saya akan menjadikan film itu sebagai film dokumenter. Film yang akan mengenalkan Surabaya dan sekaligus anak-anak SD, SMP dan pemuda-pemudi Surabaya akan melihat sejarah kota Surabaya seperti apa.” jelasnya dengan bangga.
Ia juga berencana akan membentuk lagi Sekolah Kebangsaan dan Museum Nasional yang ada di Siola. Nantinya lokasi itu akan bercerita terkait kemerdekaan, mulai dari perjuangan Bung Tomo hingga susur nilai sejarah dari Jalan Padean hingga Panghela Surabaya.
Avesina Soebli, produser film Sepatu Presiden, Perahu Kertas hingga Laskar Pelangi itu mengatakan, bahwa pihaknya akan segera menggarap film bergenre romance di Kota Surabaya. Film tersebut, sekaligus untuk mengenalkan potensi-potensi wisata di Surabaya maupun kuliner dan budayanya.
“Ada rasa cinta. Surabaya ini nyawa. Jadi, orang dari manapun pasti pulang nya ke Surabaya.”
Film tersebut akan disutradarai oleh Benni Setiawan penulis skenario sekaligus sutradara dalam film Layangan Putus. “Dulu pernah bikin film di Surabaya, kok kita ini bisa larut di Surabaya, ingin balik.” Skenario film yang bakal digarap di Kota Pahlawan tersebut menceritakan tentang seseorang yang pulang ke Surabaya.