SURABAYA – Diskominfo (Dinas Komunikasi dan Informatika) Kota Surabaya gelar training of trainer literasi digital untuk Guru SMP negeri dan swasta.
“Ketika pandemi Covid-19, anak-anak kita belajar teknologi digital. Bahkan, anak-anam kita saat ini sudah tidak lepas dengan perangkat gadget mereka. Sayangnya, disana tidak ada proteksi untuk mengawasi anak, sehingga perlu edukasi bagaimana cara memanfaatkan internet dengan baik,” kata M Fikser di Gedung Sawunggaling Pemkot Surabaya pada Rabu (7/9/22).
Kegiatan tersebut agar guru memahami dan waspada terhadap pesan hoax, perundungan, ujaran kebencian, dan konten negatif lainnya.
Fikser juga menjelaskan bahwa Diskominfo Kota Surabaya akan melakukan edukasi literasi untuk para pelajar SMP negeri dan swasta. Melalui kegiatan tersebut, diharapkan para pelajar di Kota Surabaya bisa mengembangkan kemampuan literasi digital. Sehingga generasi muda dapat memanfaatkan ruang digital dengan maksimal dan menghindari dampak negatif dari kurangnya pemahaman tentang literasi digital.
”Tujuannya untuk meningkatkan kreativitas dan keterampilan pelajar dalam ruang pembelajaran digital. Agar pelajar dapat memahami dan menerapkan etika di ruang digital saat berkomunikasi serta, pelajar dapat diharapkan melakukan interaksi, dan transaksi elektronik penuh dengan tanggung jawab, integritas, sesuai aturan. ” pungkas Fikser.
Sementara itu, Herry Darmawan, salah seorang pemateri menjelaskan mengenai 4 pilar literasi digital. Yaitu mengenai skill-kepintaran, budaya, etika, dan keamanan. Keempat hal tersebut memiliki hubungan yang berkaitan.
”Bagaimana kita sebagai warganet bisa memiliki etika yang baik di dunia digital. Karena kita ingin mengubah gambaran netizen Indonesia yang dikenal cukup kejam di dunia maya, mereka harus paham bahwa baik dunia maya dan dunia nyata juga memiliki kesamaan perilak.” kata Herry.