INDRAMAYU – Kuburan massal yang terletak tak jauh dari jembatan Sewo, Kecamatan Sukra, Indramayu, Jawa Barat terdapat Tugu yang dinamai Tugu Pionir Transmigrasi. Peristiwa kelam yang terjadi pada tahun 1974 menjadi cikal bakal pembangunan tugu tersebut.
Saat ini, kondisi Komplek makam Pionir Transmigrasi itu terlihat kurang terawat. Tumbuhan liar tampak memenuhi area makam, pada Minggu (18/9/2022).
Di bawah tugu terdapat tulisan bahasa Jawa kuno “Jer Basuki Mawa Beya” yang berarti “Untuk Mencapai Kebahagiaan Perlu Pengorbanan” dan tercantum 67 nama korban kecelakaan maut di sungai Kali Sewo pada 11 Maret tahun 1974.
Korban merupakan salah satu rombongan transmigran asal Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Ketika itu, bus yang ditumpangi korban tujuan UPT Rumbiya, Sumatera Selatan tergelincir ke sungai kali sewo hingga menyebabkan bus terbakar dan 67 korban lainnya tewas.
Pembangunan Transmigrasi merupakan program warisan zaman kolonial Belanda. Tujuannya untuk mensejahterakan dan pemeliharaan pembangunan, awal penyelenggaraan Program transmigrasi dilaksanakan pada tanggal 20 Desember tahun 1950.
Pemerintah Indonesia secara resmi melanjutkan program kolonisatie yang telah dirintis pemerintahan kolonial Belanda pada tahun 1905 dengan nama yang lebih nasionalis yaitu transmigrasi. Pembangunan transmigrasi merupakan bagian integral dari pembangunan nasional dan daerah.
Kebijakan tersebut dilakukan sebagai upaya untuk mempercepat pembangunan, terutama di kawasan yang masih terisolasi atau tertinggal.