Surabaya, – Gubernur Khofifah Indar Parawansa jelaskan tiga hal ancaman dunia yang akan dihadapi berbagai negara, yakni krisis energi, krisis pangan dan krisis ekonomi. Dalam paparannya, Khofifah mengatakan telah menyiapkan beberapa strategi dalam mengahadapi ancaman dunia itu. Pada sektor pangan, Khofifah bersyukur Jawa Timur menjadi sentra produksi beras terbesar di Indonesia. Hal Itu berdasarkan perhitungan produksi gabah KSA per 31 Desember 2021, Jatim menghasilkan 9.934.361 ton GKG.
“Di Jatim kita punya target, akhir tahun ini produksi beras mudah-mudahan mencapai 10 juta ton,” ungkap Khofifah ketika menjadi pemateri Kuliah Umum Mahasantri Baru Penerima Beasiswa Program Peningkatan Kualifikasi Guru Pendidikan Diniyah, Kamis (22/09/2022).
Provinsi Jatim juga masuk lima besar populasi sapi potong dan sapi perah nasional tahun 2021 sebanyak 4.939.000 sapi potong, dan 301.700 untuk sapi perah. Strategi selanjutnya pada sektor energi. Di sektor ini, kata Khofifah Jawa Timur telah melakukan pengembangan Pembangkit Listril Tenaga Surya (PLTS) atap dan kepulauan, 43,8 MW telah terbangun. Di samping itu, pengembangan lain yakni pembangkit listrik tenaga sampah yang mencapai 10,65 MW di Benowo dan 32 MW di PG Pesantren Kediri.
Terakhir di sektor keuangan, Khofifah menjabarkan jika ekonomi Jawa Timur tumbuh impresif pada triwulan II-2022. Ini ditunjukkan dengan capaian pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur diatas nasional sebagakmana kondisi sebelum asanya pandenu dan tertinggi se pulau Jawa.
“Struktur ekonomi Jatim masih ditopang oleh tiga sektor utama yaitu industri pengolahan, industri perdagangan dan industri pertanian,” jelasnya.
Dengan adanya capaian ini, Khofifah berharap mahasantri yang telah mendapatkan beasiswa bisa berperan dalam menjawab tantangan ancaman dunia. Mereka juga diharapkan dapat memperkuat ekonomi global dengan pemikiran dan inovasinya.