Jakarta – Penjual dawet yang sempat viral sekitar 2 hari setelah tragedi Kanjuruhan pada 1 Oktober lalu setelah pertandingan sepakbola Arema FC kontra Persebaya. Peristiwa ini menewaskan 131 orang setelah gas air mata ditembakkan.
Komnas HAM turut mencari penjual dawet misterius itu di tragedi Kanjuruhan. Namun, Komnas HAM tidak menemukan penjual dawet yang viral itu. “Kami juga mencari dan nggak ketemu,” kata Komisioner Komnas HAM, Choirul Anam, kepada detikcom, Senin (10/10/2022).
Kembali lagi ke pernyataan Anam, Komnas HAM disebut juga bertanya kepada pihak Arema mengenai bakul dawet ini. Namun, mereka tak pernah melihatnya. “Dan teman-teman Arema juga menjelaskan nggak pernah melihat penjual dawet itu,” kata Anam.
Dalam rekaman audio viral di Twitter berisi suara (yang mengaku) penjual dawet itu, tersiarlah cerita bahwa para suporter rusuh dan mabuk alkohol, menyerang polisi, serta menjadi korban.
Anam mendorong kepolisian untuk menelusuri eksistensi penjual dawet di Stadion Kanjuruhan itu. Dia berharap polisi bisa menjernihkan cerita viral dari penjual dawet yang misterius itu.
“Terkait penjual dawet, memang harus ditelusuri oleh kepolisian, terkait siapa orangnya dan sebagainya,” pungkas Anam.
Sebelumnya, Kepala Divisi Humas Polri Irjen, Dedi Prastyo, menjelaskan polisi sedang mendalami informasi soal penjual dawet itu.
“Ya, sedang dialami oleh tim sidik,” kata Dedi, Sabtu (8/10) lalu.
Dedi mengatakan polisi juga mengusut peristiwa ini dengan mengecek rekaman CCTV di pintu 3 yang disebut-sebut dalam rekaman suara viral itu. CCTV itu bakal dianalisa oleh Tim Laboratorium Forensik (Labfor) Polri dan penyidik.
“Pintu 3 termasuk CCTV-nya yang dianalisa oleh tim Labfor, Inafis, dan penyidik,” katanya.
Dedi menyebut bahwa ditemukan puluhan botol minuman yang diduga berisi minuman keras (miras) berdasarkan hasil penyisiran di area Stadion Kanjuruhan. Sementara di area tribun, lanjutnya, ditemukan botol-botol bekas minuman. Temuan itu kini dibawa ke Labfor.