TRENGGALEK – Tiga hari pascabencana banjir yang terjadi di 5 kecamatan di Kabupaten trenggalek, Jawa Timur, mulai berdampak terhadap kesehatan masyarakat. Di salah satu lokasi pengungsian di Kantor Basarnas Trenggalek, beberapa pengungsi mengeluh demam hingga pusing. Kondisi ini dialami oleh pengungsi balita hingga dewasa.
Bahkan, tidak ada penyakit seperti diare dan gatal yang mengancam para korban banjir.
“Kami pantau ini tadi ada beberapa yang demam-demam, termasuk yang kami khawatirkan paling setelah ini ya seperti diare dan lain sebagainya,” kata Nur Arifin.
Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin mengaku kondisi kesehatan masyarakat mulai menurun akibat dampak banjir Selasa lalu, mengerahkan tim medis untuk memantau kesehatan korban banjir.
Untuk mengatasi masalah tersebut, Nur Arifin meminta tim medis dari Dinas Kesehatan Trenggalek menuju ke sejumlah titik banjir dan melakukan pemeriksaan.
Selain itu, pihaknya juga tengah mengupayakan pemulihan air bersih warga, karena selama ini sebagian besar masyarakat menggunakan air sumur untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
“Di sisi lain pasokan air bersih PDAM kami juga terganggu, karena adanya longsor di wilayah Bendungan. Makanya kami siapkan sumber alternatif agar ke depan ketika terjadi gangguan longsor tidak mengganggu pasokan air ke warga,” imbuhnya.