Jakarta – Budi Gunadi Sadikin (Menkes) mengatakan pihaknya sudah mencoba obat antidotum dari Singapura untuk pengobatan pasien gangguan ginjal akut progesif atipikal di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional (RSUPN) Dr Cipto Mangunkusumo atau RSCM. Menyebut dari enam pasien yang diuji coba. Dengan demikian, Kemenkes memutuskan untuk mendatangkan obat jenis tersebut ke Indonesia dalam jumlah lebih banyak.
Budi memesan obat tersebut dalam jumlah banyak dan akan disebar di seluruh fasilitas kesehatan di Indonesia.
sudah ada 206 kasus gangguan ginjal akut progresif atipikal di 20 provinsi. Sebanyak 99 pasien di antaranya meninggal dunia, dari 18 oktober 2022
Obat-obatan didatangkan dalam jumlah cukup banyak, diharapkan dapat memberikan perlindungan bagi balita-balita kalau misal terkena keracunan.
Lies Dina Liastuti Direktur Utama RSCM sebelumnya mengatakan antidotum tersebut diberikan kepada pasien berdasarkan kajian dari sejumlah ahli, termasuk ahli dari Australia dan Inggris yang ikut menangani kasus kematian anak di Gambia.
“Ternyata ada zat yg terkandung dalam obat tertentu yang bisa mengikat racun dalam tubuh seseorang. Kita cari obatnya, ternyata salah satunya yang menjual adalah Singapura,” kata Lies di RSCM, Jakarta Pusat, Kamis (20/10).
Lies menyebut obat tersebut telah datang dalam jumlah 10 vial pada Selasa (18/10). RSCM telah menghabiskan dua vial setiap hari untuk 10 pasien yang dirawat. Dengan demikian, stok obat tersebut sudah menipis sehingga pihaknya meminta izin Kemenkes untuk mendatangkan antidotum lagi.
Dari Jumlah, 63 persen diantaranya atau 31 pasien meninggal dunia. Adapun RSCM telah merawat 49 pasien sejak Januari sampai Oktober 2022, dengan pasien termuda berusia 8 bulan dan tertua 8 tahun