Gresik – Ratusan rumah warga terendam banjir yang tingginya hingga 1 meter. Warga Desa Cerme, Gresik menjerit sebab rumahnya kebanjiran akibat tanggul anak Kali Lamong yang jebol hingga 30 meter.
Semenjak 2 tahun belakangan warga desa setempat selalu mengungsi karena rumah warga kebanjiran. Diakibatkan sama serupa, yaitu karena luapan air Kali Lamong akibat tanggul yang jebol
Banjir yang terjadi pada hari Senin (24/10/2022) itu tidak separah tahun lalu. Sebabnya tahun lalu, banjir di Desa Cerme Mencapai ketinggian hingga 2 meter.
“Ini kalau kali Lamong tak juga surut, bisa jadi kayak tahun lalu, bisa sampai 2 meter. Kita berdiri di sini (jalan Desa Cermen) sudah tenggelam,” ucap Slamet Utomo, Senin (24/10/2022).
Masyarakat Desa Cermen sudah mengira tanggul anak kali Lamong itu tidak akan bisa bertahan.Menurut Slamet, perbaikan tanggul yang dilakukan Pemkab Gresik tidak serius.
“Satu lagi, untuk pengerjaan proyek tanggul di sini, jangan dibuat main-main. Kami sudah arahkan jangan diberi plengsengan, tapi pekerja proyeknya gak mau dengar, malah bilang petunjuk dari PU yang dijalankan. Padahal yang terdampak banjir, kan, warga,” jelas Slamet.
Sejumlah rumah di Gresik yang kebanjiran hingga setinggi 1 meter akibat tanggul jebol. Satu suara dengan Slamet, Saiful (23) warga setempat mengatakan dirinya sudah sempat melaporkan kepada pihak terkait bila kondisi tanggul sudah longsor pada bagian kanan dan kiri.
“Jadi kemarin sebelum tanggul ini jebol, saya sudah lapor jika ada tanggul yang berpotensi jebol. Itu Jumat malam. Kondisi tanggul sudah longsor bagian kanan dan kiri. Tapi jawabannya ‘iya mas, Senin saya akan kerjakan’,” pungkas Saiful.
“Ternyata apa, Senin siang sudah jebol. Yang susah siapa, ya kita mas. Kalau saja laporan kita langsung di tanggapi. Pasti nggak akan terjadi seperti ini,” akhir Saiful.
Warga sudah lelah menjadi langganan banjir dan selalu harus mengungsi. Baik Saiful ataupun Slamet berharap Pemkab Gresik serius memperbaiki tanggul. Baik tanggul kali Lamong maupun tanggul Anak Kali Lamong.
“Kami berharap suara kami didengar. Biar warga ini bisa hidup nyaman tanpa dihantui banjir yang sering terjadi jika air Kali Lamong meluap,” tutup Saiful diamini Slamet.
Saiful menyayangkan laporannya tak diperhatikan pemerintah setempat. Ia pun menyesalkan akibat tak ditanggapinya laporan itu tanggul jadi jebol dan ia terpaksa mengungsi lagi.