SURABAYA, – Berdasarkan survei Pepsodent memperlihatkan peningkatan permasalahan gigi dan mulut pada masyarakat selama pandemi. 25% responden mengaku memiliki gigi berlubang baru, yang berhubungan dengan berkurangnya kebiasaan merawat kesehatan gigi dan mulut. Ditemukan bahwa kebiasaan orang tua menyikat gigi pada pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur menurun sebesar 5%, bahkan pada anak penurunannya dua kali lebih besar, yaitu 11%.
“Memprihatinkan bahwa meski pandemi sudah mereda, kebiasaan yang terlanjur terbentuk ini belum berubah signifikan,” ujar drg. Ratu Mirah Afifah, GCClinDent., MDSc., Head of Professional Marketing Personal Care Unilever Indonesia.
Kecenderungan ini juga terlihat di tengah masyarakat Surabaya. drg. Dini Setyowati, M.PH., Ph.D, Dosen dan Peneliti Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga (FKG UNAIR) memaparkan dua penelitiannya bersama rekan sejawat di FKG UNAIR selama pandemi menunjukkan sejumlah fakta mengenai kesehatan gigi dan mulut yang patut diwaspadai jika dibiarkan berlarut.
“Pada penelitian pertama, diketahui bahwa sebanyak 52% anak di salah satu sekolah PAUD mengalami permasalahan kesehatan gigi dan mulut, dengan gigi berlubang sebagai masalah terbesar mereka. Lalu di penelitian lainnya, kami mendapati ternyata hanya 3% anak menyikat gigi dua kali sehari pada waktu yang tepat,” tuturnya.
Dr. drg. Agung Sosiawan, M.Kes, Dekan FKG UNAIR menambahkan, sejumlah risiko dapat timbul di balik kebiasaan buruk dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut, di antaranya adalah gigi berlubang, infeksi gusi, hingga sakit gigi yang dapat sangat memengaruhi kenyamanan dan produktivitas.
“Diperlukan intervensi segera untuk memulihkan kebiasaan masyarakat agar tidak menghambat mereka mengejar berbagai ketertinggalan dan melakukan transformasi besar guna mewujudkan cita-cita menjadi negara maju. Terlebih lagi karena kesehatan merupakan modal utama untuk kembali bangkit dari pandemi, dan salah satu kunci tubuh yang sehat dan produktif adalah gigi dan mulut yang terawat,” tegasnya.