Surabaya – Pada Hari Pahlawan 10 November, Pemkot Surabaya menghapus PR untuk siswa SD dan SMP. Jam pelajaran sekolah juga dipangkas hingga pukul 12.00 WIB dan diganti dua jam pembelajaran mulai pukul 13.00-14.00 WIB untuk pendalaman karakter siswa.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi pun mengajak wali murid untuk ikut membentuk karakter sang anak ketika di rumah. Sebab, orang tua juga memiliki tugas dalam pengawasan dan menjaga anak-anak selama berada di rumah.
“Sebetulnya pendidikan tidak hanya dibebankan kepada guru di sekolah. Tetapi orang tua juga bertanggung jawab dalam proses pembentukan karakter anak,” kata Eri, Selasa (8/11/2022).
“Sebetulnya orang tua belum memahami kalau PR itu (tetap) ada tetapi diganti dengan PR untuk pembentukan karakter di sekolah. Berarti orang tua harus sadar betul, ketika anaknya di sekolah mendapatkan pendidikan, ada PR setelah itu diselesaikan di sekolah,” jelasnya.
Menurut Eri, para orang tua merasa panik dan khawatir jika pembebasan PR akan berdampak buruk kepada putra-putrinya. Sehingga membuat anaknya lebih suka bermain.
“Maka orang tua juga harus mendidik anak-anaknya untuk memiliki karakter sebagai calon pemimpin bangsa nanti,” ujarnya.
Mantan Kepala Bappeko Surabaya ini pun mengimbau para wali murid untuk bersama-sama membentuk karakter anak-anak. Yakni, dengan tidak hanya membebankan pendidikan kepada sekolah dan PR anak.
“Karakter anak tanggung jawab sekolah dan pemerintah, tapi yang lebih penting adalah tanggung jawab orang tua. Jangan dibebankan anak dengan PR karena orang tua tidak mampu untuk mendidik, tetapi mereka harus hadir agar anak tidak individualistik,” tuturnya.
“Karakter anak akan terbentuk nanti, karena anak butuh kasih sayang orang tua. Yang menjadikan anak ini pemimpin yang luar biasa adalah kasih sayang orang tua,” pungkasnya.