SURABAYA, – Jantung koroner atau yang dikenal dengan sebutan The Silent Killer, adalah penyakit yang tidak menimbulkan suatu gejala apapun. Namun, serangannya cukup membahayakan terhadap seseorang di karenakan akan mengakibatkan seseorang tersebut mengalami Kolaps atau kematian.

Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah, dr. Michael, S. Kawilarang, Sp.JP (K), FIHA, mengatakan ada tanda – tanda dan faktor resiko yang harus diperhatikan yakni dengan melakukan pemeriksaan ( Chek up ).

”Secepatnya periksa dan jangan dibiarkan, sebab kalau tidak melakukan pemeriksaan faktor resiko akan menjadi masalah yaitu penyempitan jantung koroner,” kata dr. Michael ditemui saat usai menjadi pembicara Seminar kesehatan bertajuk ”Seminar Awam” yang di gelar di Rumah Sakit (RS) Adi Husada Undaan Wetan, Sabtu (12/11/2022).

Michael menyebutkan bahwa faktor resiko serangan jantung terjadi akibat faktor usia. Pasalnya semakin bertambahnya usia proses penyempitan pada penumpukan flat semakin bertambah. Selain itu Lanjut Michael adalah jenis kelamin pada pria resiko lebih besar dari pada perempuan.

Namun, untuk perempuan yang belum menapouse resiko kecil terkena jantung koroner dibandingkan dengan perempuan yang menapouse akan sama beresiko terkena serangan jantung koroner. Faktor lain pada serangan jantung koroner juga terdapat pada faktor keturunan.

”Jadi kalau ada orang tua, saudara, kakek, dan nenek yang memliki riwayat jantung koroner akan beresiko menurun pada anak maupun cucu kita,” ungkapnya.

Selain itu untuk pencegahan pada jantung koroner ini adalah dengan cara melakukan kontrol gaya hidup, olah raga teratur seminggu 3 kali dalam waktu 20 menit, tidak merokok, tidak mengkonsumsi minuman beralkohol, dan menjaga keseimbangan berat badan.

Sementara itu Dokter Spesialis Bedah Saraf Konsultan Tulang Belakang sekaligus Founder dari Indonesia Spine Clinic, Dr. dr. Muhammad Faris, Sp.BS (K) Spine, FINSS, memaparkan bahwa banyak beragam faktor Penyakit maupun Gejala yang tiba-tiba muncul tanpa di sadari, ternyata disebabkan oleh permasalahan pada tulang belakang.

”Permasalahan-permasalahan ini dapat disebabkan oleh gaya hidup (obesitas), cedera, infeksi TBC, hingga kebiasaan hidup sehari-sehari yang salah yang dilakukan terus-menerus,” tutur dr. Fariz usai memberikan edukasi kesehatan bertajuk “Seminar Awam” dalam perayaan Hari Ulang Tahun ke-95 Perkumpulan Adi Husada, RS Adi Husada Undaan Wetan.

Selain edukasi, RS Adi Husada Undaan Wetan juga memberikan banyak promo pemeriksaan menarik. Mulai dari harga spesial pemeriksaan CT-Calcium Score, pemeriksaan darah lengkap, hingga MRI dan CT-scan jantung (CT-cardiac). Dengan begitu di harapkan masyarakat dapat semakin aware akan kesehatan dan mau memeriksakan kesehatannya untuk melakukan screening (deteksi dini) sebagai upaya pencegahan penyakit.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *