Surabaya – Polisi mengungkap terduga pelaku penyerangan pos jaga di perumahan elit di Surabaya Timur. Sebanyak 15 orang ditangkap. Mereka dipastikan tergabung dalam Tim Gukguk atau Tim Gukgukguk, salah satu geng atau gangster berisi anak muda yang gemar tawuran.

Kasat Reskrim Polres Pelabuhan Tanjung Perak AKP Arif Rizky Wicaksana yang menyatakan itu. Menurutnya belasan orang yang diamankan itu tergabung dalam gerombolan pemuda yang sering mengunggah video tawuran dan penyerangan di Instagram.

“Mereka tergabung dalam (gengster) Team Gukgukguk,” ujar Arif

Dia menjelaskan bahwa 15 orang itu diamankan di dua lokasi berbeda. Yakni di warung kopi di kawasan Tambaksari serta sebagian lainnya di rumah masing-masing. Ada yang diamankan di Surabaya, ada juga yang diamankan di Sidoarjo.

“Diamankan kemarin malam. Beda-beda, ya. Jadi awalnya 10 diamankan di tempat nongkrongnya. Yang 5 di rumahnya. Ada yang di Surabaya ada yang diSidoarjo,” ujar Arif.

Korban para gangster ini kembali jatuh. Dalam penyerangan di pos jaga perumahan elit di kawasan Surabaya utara Minggu (27/11) dini hari 2 orang korban yang salah satunya petugas keamanan dikeroyok. Mereka mengalami luka bacok dan harus menjalani perawatan di rumah sakit.

Fenomena gangster ini mendapat respons dari Anggota Komisi D DPRD Surabaya Herlina Harsono Njoto. Ia meminta agar ada tindakan tegas dari aparat keamanan karena aktivitas para gangster ini sudah cukup meresahkan masyarakat di Kota Pahlawan.

“Opini bahwa Surabaya Darurat Gangster, sudah mulai terdengar sejatinya sejak bulan puasa tahun ini. Tawuran dan bacokan mulai bermunculan di malam hari. Tidak hanya menimbulkan kekhawatiran bagi keselamatan para pemuda yang tawuran saja, tapi kenyamanan dan keselamatan pengguna jalan di malam hari juga mulai dikhawatirkan,” kata Herlina.

Karena itulah ia meminta adanya pengawasan dan patroli oleh aparat penegak hukum di malam hari. Terutama di area-area yang kerap menjadi tempat berkumpulnya para gangster ini atau lokasi-lokasi yang biasa menjadi tempat tawuran antargangster.

“Pengawasan dan patroli oleh aparat di malam hari perlu dilakukan. Area-area yang dijadikan tempat berkumpul atau tawuran tentu area yang sepi dan di jam-jam malam hari. Tindakan tegas mutlak diperlukan, agar tawuran tidak terulang dan dianggap kewajaran, atau bahkan jadi kebanggaan bagi mereka,” ujarnya.

By rdks

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *