Sidoarjo – Fenomena puting beliung kembali terjadi di Sidoarjo. Kali ini angin memilih dengan tekanan tinggi itu menerjang 80 rumah di Medaeng dan Bungurasih, Waru, Sidoarjo.
Tidak hanya itu, pusaran puting beliung membuat sejumlah kabel PLN putus sehingga listrik padam serta sebuah pohon tumbang di kawasan Jalan Medaeng.
Di Medaeng terdata sebanyak 45 rumah mengalami kerusakan di bagian atap akibat terjangan puting beliung. Dampak paling parah berada di 4 RT yang ada di wilayah RW 1, Desa Medaeng, Kecamatan Waru.
Tidak hanya di Medaeng, puting beliung juga menyebabkan puluhan rumah rusak di Desa Bungurasih. Dampak terparah akibat puting beliung yang melanda desa itu ada di RT 1, RW 2, kemudian di RT 2, RW 3, serta di RT 14, RW 1 Desa Bungurasih.
Dampak puting beliung juga dirasakan pemilik SPBU 54.612.09 Medaeng. Gunawan (60) karyawan bidang administrasi SPBU itu menjelaskan puting beliung telah merusak mesin atau instalasi listrik. Menurutnya, atap ruang panel listrik di SPBU itu hilang.
Akibat kerusakan tersebut SPBU tidak beroperasi sejak pukul 13.30 WIB, hingga Selasa malam pukul 19.00 WIB SPBU belum juga beroperasi atau sekitar lebih dari 5 jam.
Gunawan mengatakan tidak bisa beroperasi selama lebih dari 5 jam membuat SPBU mengalami kerugian penjual sekitar 10 ton solar.
“Kerugian penjualannya mencapai 10 ton. Pertalite 4 ton dan Pertamax sekitar 1 ton. Ya, karena berhenti lebih lima jam itu. Kami belum bisa menaksir berapa total kerugian dengan nominal rupiah,” ujar Gunawan.
Puting beliung yang melanda Medaeng terjadi sekitar pukul 13.30 WIB. Menurut pengakuan Sutrisno, salah seorang warga Medaeng, puting beliung menerjang saat gerimis.
Sutrisno juga mengatakan akibat terjangan puting beliung itu banyak atap rumah yang terbuat dari asbes yang berterbangan mengenai atap rumah lainnya.
“Tadi itu atap rumah warga yang dari asbes terbang. Kena rumah warga lainnya. Akhirnya banyak rumah yang atapnya pakai genting juga rusak,” ujarnya.