Gubernur Maluku Utara Abdul Ghani Kasuba mengeluh ke Menteri Keuangan Sri Mulyani bahwa tingginya pertumbuhan ekonomi wilayahnya tidak dirasakan oleh penduduk.

 

“Di Maluku Utara pertumbuhan ekonomi tinggi, sebenarnya masyarakatnya tidak menikmati apa-apa,” ujarnya dalam acara Rapat Kerja Nasional Pengelolaan Dana Lingkungan Hidup Tahun 2022

 

Selain itu, ia mengatakan juga sangat bingung dengan wanti-wanti Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menyebutkan meski ekonominya tumbuh tinggi, tapi harus hati-hati.

 

“Viral Maluku Utara itu 27 persen pertumbuhan ekonomi, katanya hati-hati. Saya berpikir kalau kita hati-hati akan sulit menjaga pertumbuhan ekonomi. Sebab di sana, Maluku Utara hampir pulau semua ada tambang nikel dan berpotensi merusak suasana keadaan Maluku Utara,” jelasnya.

 

Menurutnya, ada dua masalah yang harus diselesaikan daerahnya. Pertama, pertumbuhan ekonomi agar dampaknya dirasakan oleh masyarakat. Kedua, aktivitas ekonomi tidak merusak lingkungan karena penerimaan utama wilayahnya dari pertambangan.

 

Permasalahan itu, kata dia, bisa diselesaikan jika wilayahnya memiliki anggaran yang cukup. Namun, dananya cuma sedikit, sehingga ia memerlukan tambahan dana.

 

“Karena itu, bu menteri saya minta uang saja, untuk bisa menyelesaikan persoalan-persoalan di Maluku Utara,” imbuhnya sembari tertawa.

 

Terkait keluhan ini, Sri Mulyani mengatakan bahwa yang dimaksud Jokowi adalah menjaga agar pertumbuhan yang tinggi tak turun.

 

“Untuk pak gubernur Maluku Utara untuk pertumbuhan 27 persen waktu bapak presiden bicara hati-hati itu sebetulnya jangan sampai turun lagi, bukannya sampai tidak meningkat,” jelasnya.

 

Terkait dengan pertumbuhan ekonomi yang tidak memberikan dampak ke masyarakat, Sri Mulyani menyarankan agar Maluku Utara menggunakan APBD-nya untuk membangun infrastruktur umum yang bisa langsung dirasakan oleh penduduknya.

By rdks

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *