Banyuwangi – Pada 2022 ini nilai ekspor beberapa komoditas di Banyuwangi, Jawa Timur cenderung mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya. Meski demikian nilai ekspor tahun ini tembus 320 juta dolar AS atau sekitar Rp 4,9 triliun.

Berdasarkan data Dinas Koperasi Usaha Mikro dan Perdagangan (Diskopumdag) Banyuwangi hasil ekspor itu berasal dari Instansi Penerbit Surat Keterangan Asal (IPSKA) dan Non IPSKA. Rinciannya, nilai ekspor IPSKA mencapai sekitar 102 juta Dolar AS, sedangkan Non IPSKA sekitar 218 juta Dolar AS.

Nilai ekspor komoditas tersebut tercatat di kami sejak Januari sampai Oktober 2022. Jika dilihat dari nilai ekspor melalui IPSKA Banyuwangi mengalami kenaikan dari tahun kemarin, namun dari Non IPSKA cenderung menurun. Kalau di total keseluruhan juga menunjukkan tren penurunan.

Dia menjelaskan perbedaan IPSKA dan Non IPSKA, jika melalui IPSKA produk yang diekspor ke luar negeri lebih banyak dari Pemkab Banyuwangi. Berbeda dengan Non IPSKA, dimana pelaku usaha melakukan perizinan dari luar kabupaten meskipun usahanya berada di Banyuwangi.

Hal ini bisa karena produk yang diekspor banyak mengambil bahan baku dari luar daerah Banyuwangi atau gudangnya di luar Banyuwangi.

Di Kabupaten Banyuwangi masih didominasi hasil olahan sarden, ikan hias, olahan sidat, rempah-rempah, jahe segar, kapuk, pakan ikan, serabut kelapa, perahu karet, hingga kayu olahan.

Ekspor kita sudah merambah hampir ke semua negara, baik Eropa, Asia, Australia, maupun Amerika. Seperti Korea Selatan, Inggris, Spanyol, Italia, Jepang, Brazil, Cina, Turki hingga Nigeria

By rdks

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *