SURABAYA, – Program Insentif Pengabdian kepada Masyarakat Terintegrasi dengan Merdeka Belajar Kampus Merdeka di lakukan Universitas Widya Kartika (Uwika) Surabaya. Dengan berbasis Indikator Kinerja Utama bagi perguruan tinggi swasta tahun anggaran 2022, Uwika melaksanakan pendampingan kegiatan Program Kemandirian Masyarakat (5 Desember sampai 28 Desember 2022).
Pada kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat ini, Ketua Tim Pelaksana adalah Bapak Ary Dwi
Jatmiko, S.T., M.T. dengan anggota Ibu Dr. Melvie Paramitha, S.E., M.Si. dan Ibu Hana Rosilawati,
S.T., M.T., serta melibatkan Mahasiswa Akuntansi Michelle Beatrice, Oliver, Florencia Angeline
Susanto , Verdian Wahyudi, dan Yohana Kezia Koeswandono.
Mitra kegiatan ini adalah SMK 7 Surabaya yang merupakan sekolah menengah yang mewadahi kewirausahaan secara serius ada beberapa kegiatan yang diadakan oleh sekolah. Kegiatan difokuskan pada pengembangan ketrampilan dari siswa untuk menghasilkan produk, selain itu juga mempelajari bagaimana cara pemasarannya.
Permasalahan yang ada di Sekolah Menengah Kejuruan dalam melaksanakan pendidikan kewirausahaan di sekolah, meliputi dari berbagai aspek, diantaranya pemahaman terhadap
kewirausahaan itu sendiri, semangat untuk beriwirausaha, pendampingan terhadap siswa untuk
pengembang kewirausahaan, dan kolaborasi dengan pihak lain terutama pemilik dunia industri (DUDI). Sehingga diperlukan pendampingan untuk Pembentukan SDM Kreatif dan Mandiri di Sekolah
Menengah Kejuruan Negeri 7 Surabaya.
Kegiatan Program Kemandirian Masyarakat di SMK Negeri 7 Surabaya ini diawali dengan Focus Grup
Discussion (FGD) bersama guru pendamping kegiatan kewirausahaan, sehingga didapatkan
permasalahan sebenarnya yang lebih dalam dari permasalahan yang telah ditangkap. Dalam pelaksanaannya akan diterapkan metode Design Thinking sehingga dapat dipetakan semua permasalahan secara menyeluruh.
Wakil Kepala bagian Kurikulum, Sulistijorini Pujiastuti mengungkapkan kegiatan kewirausahaan yang dilakukan oleh siswa ini adalah kurangnya pengetahuan tentang pangsa pasar dan cara pemasaran produknya.
“Sehingga mengharapkan SMK Negeri 7 Surabaya ini mampu memiliki produk unggulan yang dapat dikenal masyarakat umum dan mampu memberikan Pendidikan kepada siswa dalam kewirausahaan,” ungkapnya.
Permasalahan lainnya yang dihadapi oleh siswa dalam melaksanakan kegiatan kewirausahaan adalah kurangnya daya saing dan semangat dalam melanjutkan dan memasarkan hasil produk kegiatan kewirausahaan, hal itu diungkapkan oleh Guru Produk Kewirausahaan Kreatif (PKK).
Gambar.
Kegiatan Focus Grup Discussion (FGD) Setelah Permasalahan didapatkan, kegiatan selanjutnya dilaksanaan Training od Trainer (ToT) dengan guru pendamping kewirausahaan. Kegiatan ini adalah untuk memberikan tambahan pengetahuan bagi para guru pendamping, terutama tentang penggunaan Business Model Canvas. Sekaligus juga menjelaskan penggunaan modul BMC yang dapat dipergunakan dalam pembelajaran.
Kegiatan Training od Trainer (ToT) dihadiri oleh 10 Guru Produk Kewirausahaan Kreatif (PKK) dan Wakil Kepala bagian Kurikulum. Kegiatan Training od Trainer (ToT) ini kemudian dilanjutkan kegiatan Worshop 1. Kegiatan Workshop 1 ini mengusung topik Design thinking dalam Mendukung Kewirausahan Kreatif yang disampaikan oleh Marini, S.Psi., M.Psi, Dosen Psikologi Universitas Muhammadiyah Surabaya.
“Dalam sebuah usaha perlu adanya Character Building yang baik yang memiliki semangat, pantang menyerah, mau mencoba dalam memulai usaha, tidak mudah putus asa meskipun dimulai sejak di bangku Sekolah Menengah Kejuruan,” katanya.
Pada Workshop 1 ini dihadiri oleh 96 Siswa Kegiatan Berikutnya adalah Workshop 2 Business Model Canvas (BMC). Materi yang dibahas adalah penggunaan perangkat Business Model Canvas
(BMC) yang disampaikan oleh Bapak Ary Dwi Jatmiko S.T., M.T. dan pada kegiatan Pendampingan
Business Model Canvas (BMC) disampaikan oleh Andreas Bastedo, S.T. Pakar Enterpreneur dari Universitas Ciputra. Pada workshop ini siswa menerima materi dasar tentang BMC dan Design Thinking. Kemudian siswa diajak untuk mencari value dari produk atau jasa yang akan dihasilkan sesuai dengan kebutuhan pasar, dengan metode design thinking. Setelah mendapatkan value, dilanjutkan untuk pembuatan rencana bisnis dengan menggunakan BMC. Kegiatan ini siswa dibagi menjadi kelompok kecil yang beranggotakan 7-8 siswa. Pada Workshop 1 ini dihadiri oleh 106 Siswa
dan 8 Guru PKK sebagai pendamping siswa.