Surabaya – Tol laut adalah satu di antara program nasional dari Presiden Jokowi. Program ini terbentuk dilatarbelakangi adanya disparitas harga yang cukup tinggi antara daerah di timur dengan barat.
Pertumbuhan ekonomi yang terpusat di Pulau Jawa mengakibatkan transportasi laut di Indonesia tidak efisien dan mahal. Bahkan, dulunya tak ada muatan balik dari sejumlah wilayah yang pertumbuhan ekonominya rendah.
Pada prinsipnya, tol laut memang menjadi penyelenggaraan angkutan laut secara tetap dan teratur. Mekanismenya, menghubungkan pelabuhan-pelabuhan disertai menggunakan kapal-kapal berukuran besar.
Kementerian Perhubungan memberikan penugasan kepada PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero), sesuai Peraturan Presiden Nomor 106 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Kewajiban Pelayanan Publik untuk Angkutan Barang Dalam Rangka Pelaksanaan Tol Laut yang diikuti dengan terbitnya Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM.
Pemuatan pelayaran perdana kapal tol laut ke atas kapal Kendhaga Nusantara 7 hari ini memuat penuh dan melayani rute Surabaya, Larantuka, Lewoleba, hingga Kalabahi. Umumnya, muatan berisi barang kebutuhan sehari-hari, seperti beras, terigu, gula, sampai minyak.
Sementara itu, Direktur Lalu Lintas Laut Kementerian Perhubungan (Dirlala Kemenhub RI), target produksi muatan Tol Laut di tahun 2022. Untuk tahun 2023 saja, ia mengamini target muatan tol laut Pelni naik hingga 21% dari tahun 2022 lalu.