JAKARTA – Susut lebih dari USD 4 per barel. Dengan harga minyak Brent menanggung persentase kerugian terbesar dalam dua hari perdagangan pertama tahun ini sejak 1991.

 

Penyebab hal itu karena kekhawatiran permintaan terkait dengan ekonomi global dan meningkatnya kasus Covid-19 di China yang kembali menghancurkan harga minyak mentah.

 

Harga minyak Brent turun sekitar 9,4%, kerugian dua hari terbesarnya di awal tahun sejak Januari 1991, menurut data Refinitiv Eikon.

 

“Minyak mentah diperdagangkan lebih rendah di tengah kekhawatiran seputar COVID-19 China dan The Fed memaksa resesi global… keduanya menuntut peristiwa penghancuran,” kata Bob Yawger, Direktur Energi Berjangka di Mizuho di New York.

 

Data dari China menunjukkan bahwa meskipun tidak ada varian virus corona baru yang ditemukan di sana, negara tersebut kurang merepresentasikan berapa banyak orang yang meninggal dalam wabah baru-baru ini yang menyebar dengan cepat, kata pejabat Organisasi Kesehatan Dunia.

 

Keadaan ekonomi global dan kenaikan suku bunga bank sentral juga membebani harga minyak mentah.

 

Manufaktur AS mengalami kontraksi lebih lanjut pada bulan Desember, turun untuk bulan kedua berturut-turut menjadi 48,4 dari 49,0 pada bulan November, angka terlemah sejak Mei 2020, kata Institute for Supply Management (ISM).

By rdks

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *