Jakarta – Bayang ketidakpastian masih diperkirakan masih membayangi ekonomi dunia pada 2023 mendatang. Penyebabnya, masih dipicu oleh perang yang berkecamuk antara Rusia dengan Ukraina.
Perang mengakibatkan gangguan pasokan beberapa komoditas penting dunia, seperti; minyak, gas, gandum. Gangguan memicu lonjakan harga komoditas dan inflasi yang kemudian mendorong sejumlah bank sentral dunia mengerak bunga acuan mereka yang berpotensi menekan kinerja pertumbuhan ekonomi.
Sejumlah lembaga dunia bahkan sudah membuat proyeksi atas potensi pelemahan kinerja pertumbuhan itu. Misalnya Dana Moneter Internasional (IMF) yang memperkirakan ekonomi global hanya tumbuh 2,9 persen pada tahun depan.
Sementara pertumbuhan ekonomi RI diproyeksi hanya 5 persen pada 2023. Angka ini mendapat revisi ketiga kalinya dari proyeksi April sebesar 5,9 persen dan Juli di kisaran 5,2 persen.
Bank Dunia juga memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2023 dari 5,1 persen menjadi 4,8 persen. Sementara inflasi diproyeksi mencapai 4,5 persen tahun depan.