Jakarta, Harga emas batangan produksi PT Aneka Tambang (Antam) Tbk. atau yang dikenal dengan emas Antam melesat sepanjang bulan Februari. Kenaikan tersebut mengikuti harga emas dunia yang juga mengalami kenaikan tajam.
Pada perdagangan Senin (28/2), harga emas Antam tercatat naik Rp 9.000/gram. Emas dengan berat 1 gram dijual Rp 978.000/batang atau menguat 0,93%. Dengan kenaikan tersebut, sepanjang bulan ini emas Antam 1 gram melesat 5,5%. Pada Kamis (24/2) pekan lalu emas ini bahkan sempat menyentuh Rp 994.000/batang, yang merupakan level tertinggi sejak 9 November 2020 saat harganya berada di atas Rp 1 juta/gram.
PT Antam menjual emas mulai ukuran 0,5 gram hingga 1.000 gram. Harga jual tersebut belum termasuk pajak 0,9% bagi pembelian tanpa menggunakan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), dan 0,45% dengan NPWP.
Sebelum terjadi perang, harga emas dunia sebenarnya sudah terus menanjak yang diikuti oleh emas Antam. Sebabnya, isu kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (Federal Reserve/The Fed).
Sebelumnya, The Fed kuat diprediksi akan menaikkan suku bunga hingga 50 basis poin pada bulan depan. Tetapi ekspektasi tersebut meredup yang membuat emas mulai menanjak.
Tiga pekan lalu, pasar juga melihat adanya probabilitas lebih dari 90% The Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin, tercermin dari perangkat FedWatch milik CME Group.
Tetapi saat ini, probabilitas tersebut jauh menurun, menjadi 4,6,2% saja. Pasar melihat The Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin bulan depan, dengan probabilitas sebesar 95,4%.
Hal ini tidak lepas dari banyaknya pejabat The Fed yang tidak mendukung kenaikan yang agresif.
Meski demikian, belum adanya kepastian seberapa besar The Fed akan menaikkan suku bunganya membuat laju penguatan emas tertahan.