Jakarta, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global dari 2,6 persen menjadi 2,3 persen di 2023.
Menurutnya, pemangkasan ini dilakukan karena perang Rusia-Ukraina belum usai. Pemangkasan juga dilakukan terkait pengetatan kebijakan moneter yang agresif di negara maju akibat lonjakan inflasi.
“Secara keseluruhan, Bank Indonesia menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia 2023 menjadi 2,3 persen dari perkiraan sebelumnya sebesar 2,6 persen,” ujar Perry.
Namun, di tahun berikutnya perekonomian global ia perkirakan kembali naik seiring turunnya tekanan inflasi dan meredanya kenaikan suku bunga acuan.
“Pertumbuhan ekonomi domestik diperkirakan berlanjut, meskipun sedikit melambat ke titik tengah kisaran 4,5-5,3 persen,” jelasnya.
Selain itu, pertumbuhan juga akan ditopang investasi seiring membaiknya prospek bisnis, meningkatnya aliran masuk Penanaman Modal Asing (PMA), serta berlanjutnya penyelesaian Proyek Strategis Nasional (PSN).
Sementara itu, untuk komponen ekspor, ia perkirakan tumbuh lebih rendah akibat melambatnya ekonomi global, meskipun akan termoderasi dengan permintaan dari China.
Berdasarkan lapangan usaha, prospek sektor industri pengolahan, perdagangan besar dan eceran, informasi dan komunikasi, serta konstruksi diperkirakan tumbuh cukup kuat didorong kenaikan permintaan domestik.
Sementara secara spasial, pertumbuhan ekonomi yang kuat diperkirakan terjadi di seluruh wilayah seiring dengan membaiknya permintaan domestik.