Jakarta, Harga minyak merosot pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB). Permintaan yang lesu di sektor industri dan pabrik membuat harga minyak melemah.

Mengutip Reuters, Jumat (3/2), harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) turun 53 sen atau setara 0,7 persen ke posisi US$75,88 per barel.

 

Sementara itu, harga minyak mentah berjangka Brent melemah 67 sen atau 0,8 persen ke level US$82,17 per barel.

 

Departemen Perdagangan AS merinci pesanan baru untuk barang manufaktur naik secara luas pada Desember lalu, sedangkan pesanan untuk peralatan industri dan mesin lainnya turun. Hal ini berimbas pada permintaan minyak.

 

“Hal itu menyoroti lebih banyak perlambatan ekonomi, terutama di sisi industri yang berdampak negatif bagi minyak bumi,” kata Partner di Again Capital John Kilduff.

 

Sementara itu, Jim Ritterbusch dari Ritterbusch and Associates menyoroti penguatan dolar AS. Rebound dolar AS setelah melawan pertaruhan mengenai proyeksi kenaikan suku bunga The Fed membuat minyak dalam dolar lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.

 

Meski inflasi tampak melambat di negara-negara ekonomi utama, respons bank sentral dan kecepatan pembukaan kembali dari kebijakan ketat covid-19 tidak pasti.

 

“Investor menjadi kurang percaya diri dengan kekuatan prospek. Sesuatu yang dapat kita lihat berubah berulang kali pada kuartal pertama ini karena kurangnya visibilitas suku bunga dan transisi covid China,” kata Analis Pasar Senior di OANDA Craig Erlam.

 

Di lain sisi, hari ini negara-negara Uni Eropa (UE) akan mencari kesepakatan atas proposal Komisi Eropa untuk menetapkan batas harga produk minyak Rusia. Ini adalah tindak lanjut setelah menunda keputusan pada Rabu lalu karena perpecahan suara di antara negara-negara anggota.

By rdks

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *