Jakarta, Harga batu bara kembali ambles setelah terbang hampir 13% pada dua hari sebelumnya. Pada perdagangan Rabu (8/2/2023), harga batu kontrak Maret di pasar ICE Newcastle ditutup di US$ 229 per ton. Harganya ambruk 8,89% dibandingkan perdagangan hari sebelumnya.

Pelemahan ini memutus tren positif batu bara pada dua hari sebelumnya. Pada Senin dan Selasa (6-7/2/2023), harga batu bara melambung 12,96%.

 

Kembali menurunnya harga batu bara disebabkan oleh aksi profit taking, anjloknya harga gas, serta proyeksi melemahnya permintaan.

 

Harga gas alam EU Dutch TTF (EUR) jatuh 3,10% ke posisi 53,69 euro per mega-watt hour (MWh) pada perdagangan kemarin. Harga tersebut adalah yang terendah sejak awal September 2021.

 

Batu bara adalah sumber energi alternatif bagi gas sehingga harganya saling mempengaruhi.

 

Melandainya harga gas disebabkan oleh masih memadainya pasokan gas sementara musim dingin akan segera berakhir. Pasokan gas di Eropa rata-rata ada di angka 69%.

 

Melandainya harga batu bara juga disebabkan oleh banyaknya proyeksi akan melemahnya permintaan pasir hitam.

 

Merujuk pada laporan Administrasi Informasi Energi Amerika Serikat (EIA) akan menurunkan kapasitas pembangkit listrik batu bara mereka sebanyak 8,9 Giga Watt (GW) pada tahun ini.

 

Amerika Serikat (AS) memang terus mengurangi kapasitas pembangkit listrik batu bara mereka. Sebanyak 11 GW kapasitas diturunkan pada 2015-2020 sementara angkanya melonjak menjadi 11, 5 GW pada 2022.

 

Penurunan permintaan juga diperkirakan datang dari Uni Eropa sejalan dengan meningkatnya kapasitas gas serta produksi listrik dari pembangkit tenaga angin.

 

Pada 2022, kapasitas listrik dari pembangkit batu bara di Uni Eropa naik 6% karena gangguan pasokan gas.

 

EIA memperkirakan kapasitas pembangkit batu bara di Uni Eropa akan turun tajam dalam tiga tahun mendatang, termasuk di Jerman, Prancis, dan Inggris.

 

Kapasitas pembangkit batu bara akan turun menjadi 141 GW pada musim dingin 2023-2024, dari 146 GW pada musim dingin 2022/2023.

Sebaliknya, kapasitas listrik dari energi baru terbarukan melonjak 34% pada 2022 dan akan naik pada tahun ini.

 

Direktur dan Sekretaris PT Bumi Resources Dileep Srivastava memperkirakan harga batu bara akan bertahan di level seperti saat ini.

 

“Namun, hal itu juga tergantung dari intensitas musim panas, hujan, hambatan infrastruktur, supply demand, faktor geopolitik, dan kemampuan kapasitas pembangkit energi baru terbarukan,” tutur Dileep.

 

Sebagai catatan, harga batu bara melambung sejak perang Rusia-Ukraina Februari 2022. Harga batu bara lama bertahan di kisaran US$ 400 per ton pada tahun lalu. Namun, harganya anjlok sejak akhir Januari 2023 hingga kini berada di kisaran US$ 200 an per ton.

By rdks

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *