Surabaya – Wadah sosial kemasyarakatan Ruang Wong Alit atau “Rawit” memberikan dukungan terhadap program pemerintah dalam menuntaskan stunting atau zero stunting, khususnya di Kota Surabaya, Jawa Timur.

pihaknya berkunjung ke sebuah tempat yang tidak jauh dari Kantor Kecamatan Pabean Cantikan. Rupanya di tempat itu ada salah satu ibu yang memiliki anak usia kurang lebih 2 tahun yang tergolong bayi stunting.

Bayi stunting adalah bayi yang mengalami tumbuh kembang yang tidak sempurna karena masalah gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu lama. Pada kesempatan ini, Camat Pabean Cantikan membawakan kebutuhan pokok bayi antara lain berupa beras, pempers, susu formula, roti dan lainnya.

Saat ngobrol dengan ibu dari anak tersebut, diketahui ternyata walaupun ber-KTP di Kecamatan Pabean Cantikan, namun ibu dan anak tersebut tinggal di tempat lain di luar Kecamatan Pabean Cantikan.

Mendapati hal ini, Camat mengimbau ke ibu tersebut agar untuk tidak pindah ke tempat lain, dengan tujuannya untuk mempermudah pemantauan dan penanganan terhadap perkembangan dari anak tersebut.

Kartuji berharap dengan adanya pergerakan dan kepedulian seperti yang telah lakukan oleh Camat Pabean Cantikan, Surabaya betul-betul terbebas dari Stunting di tahun 2023, seperti yang telah dicanangkan oleh Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi.

Selama tiga tahun terakhir, prevalensi stunting di Kota Surabaya mengalami penurunan signifikan, yakni pada tahun 2020 terdapat 12.788 kasus stunting, turun menjadi 6.722 di tahun 2021. Selanjutnya, hingga akhir Desember 2022, kembali turun menjadi 923 kasus. Bahkan, pada Januari 2023, jumlah kasus stunting di Surabaya turun menjadi 889.

Untuk mengejar target nol stunting pada tahun 2023, Eri meminta camat dan lurah agar melibatkan pemangku kepentingan dan masyarakat sekitar.

By rdks

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *