Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani gregetan karena dari total anggaran sub kegiatan penanganan stunting senilai Rp77 triliun, hanya Rp34 triliun yang langsung masuk ke mulut bayi. Sementara yang lainnya, hanya habis untuk kegiatan ‘nyleneh’, seperti rapat koordinasi dan pembangunan pagar puskesmas.
Ani, sapaan akrabnya, mengatakan anggaran Rp34 triliun masih sangat kecil untuk item yang diperlukan langsung dalam penanganan bayi stunting.
Berdasarkan hasil rapat dengan Dirjen Perimbangan Keuangan Kemenkeu Luky Alfirman, Ani menyebut betapa pentingnya mengatasi stunting. Namun, program penanganan stunting di pemerintah daerah bisa menembus 283 sub kegiatan.
Ia mengatakan sub kegiatan nomor dua paling menyedot anggaran pemberantasan stunting adalah koordinasi, yang menghabiskan Rp240 miliar. Di lain sisi, ada anggaran-anggaran nyeleneh, seperti perbaikan pagar Puskesmas.
Menteri PPN/Bappenas Suharso Monoarfa menyebut beberapa anggaran yang diajukan kementerian/lembaga (K/L) ‘lucu’, termasuk anggaran motor trail dalam kegiatan revolusi mental.
Menurutnya, anggaran untuk revolusi mental masuk dalam prioritas nasional. Namun, ketika ditelaah, ada anggaran untuk pengadaan motor trail. Ia menyindir mungkin motor tersebut digunakan K/L terkait untuk melakukan sosialisasi.
Sementara itu, mengutip situs Kemenkeu, pemerintah menganggarkan Rp44,8 triliun untuk percepatan pencegahan stunting pada 2022. Anggaran tersebut terdiri dari belanja yang tersebar di 17 K/L sebesar Rp34,1 triliun dan pemda melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) fisik sebesar Rp8,9 triliun serta DAK nonfisik Rp1,8 triliun.