Medan – Keluarga Bripka AS, oknum Satlantas Polres Samosir yang terlibat kasus penggelapan pajak kendaraan bermotor sebanyak Rp 2,5 miliar menilai ada kejanggalan dari kematian AS. Pihak keluarga mengaku tidak percaya jika AS tewas karena bunuh diri. Kuasa Hukum Istri Bripka AS, Fridolin Siahaan menduga bahwa AS sengaja dibunuh agar pihak-pihak yang terlibat dalam penggelapan pajak di Samsat Pangururan itu tidak terungkap secara keseluruhan. Sebab, sebelum tewas, Bripka AS disebut sempat merencanakan untuk membongkar kasus itu.
Bahkan, saat itu Bripka AS mengaku telah bersedia untuk dipidana dan dipecat dari dari kepolisian atas kasus tersebut.
Berbagai kejanggalan juga dirasakan keluarga terkait kematian Bripka AS ini. Misalnya, soal lokasi bunuh diri AS di Kelurahan Siogung Ogung, Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir.
Menurut keterangan istrinya, AS telah pergi dari rumahnya sejak Jumat (3/2). Bripka AS diduga nekat mengakhiri hidupnya di hari yang sama.
Namun, menurut Fridolin, lokasi bunuh diri Bripka AS tersebut merupakan tempat yang ramai. Oleh karena itu, dia merasa heran jika tak ada satu pun warga yang melihat jasad AS di lokasi itu, sejak AS bunuh diri hingga akhirnya ditemukan tewas.
Menurut informasi yang diterimanya, jasad Bripka AS itu ditemukan personel dari Satnarkoba Polres Samosir yang tengah menyelidiki peredaran narkoba di lokasi tersebut. Saat itu, mereka tak sengaja menemukan jasad Bripka AS telah tergeletak di dekat perbatuan di daerah itu.
Lalu, terkait pemesanan sianida yang diduga digunakan Bripka AS untuk mengakhiri hidupnya. Fridolin mengatakan sianida itu diduga dipesan melalui handphone Bripka AS dari sebuah toko online.
Namun, keluarga heran sianida itu dipesan di hari yang sama saat handphone AS disita Kapolres Samosir. Dari keterangan pihak kepolisian sianida itu dipesan oleh Bripka AS dari Bogor, Jawa Barat.
Lalu, berdasarkan penelusuran yang dilakukan pihaknya, kata Fridolin, sianida itu tiba pada Senin (30/1) sekitar pukul 21.49 WIB. Paket sianida itu dipesan dengan tujuan UPT Samsat Pangururan dengan sistem pembayaran COD atau bayar di tempat.
Setelah kasus itu terungkap, Fridolin menyebut ada juga pihak yang mengancam akan menyengsarakan keluarga dari Bripka AS. Menurut istri AS, ancaman itu dilakukan oleh AKBP Yogie.
Kejanggalan juga dirasakan keluarga saat barang-barang yang ditemukan di lokasi bunuh diri Bripka AS diperlihatkan. Menurut istri Bripka AS, Jenni Irene, ada sejumlah barang yang diduganya bukan milik suaminya. Barang tersebut, seperti helm dan sepatu.
Terpisah, Kasat Reskrim Polres Samosir, AKP Natar Sibarani menyebut Bripka AS tewas karena bunuh diri. Menurutnya, AS bunuh diri usai kasus penggelapan pajak itu mencuat.
Natar mengatakan Bripka AS mengakhiri hidupnya dengan meminum racun sianida. Hal itu diketahui dari hasil autopsi terhadap jasad Bripka AS.