Kasus Mutilasi

Jogjakarta – Belum lama ini, terjadi kasus LGBT di Sleman Jogjakarta hingga tewas oleh Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Diduga ada keterkaitan penelitian komunitas Lesbian Gay Biseksual dan Transgender (LGBT).

Redho Tri Agustian (20), Mahasiswa asal Pangkalpinang menjadi korban mutilasi di Sleman oleh komunitas LGBT tersebut. Diketahui Redho mendapatkan dana hibah dari Dirjen Pendidikan Tinggi (Dikti) untuk melakukan penelitian terhadap komunitas LGBT tersebut.

Sebelum terbunuh mahasiswa semester IV jurusan hukum Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) mengatakan jika dirinya tengah meneliti komunitas LGBT. Hal ini disampaikan langsung oleh Wakil Rektor UMY.

Keluarga Redho di Pangkalpinang menyatakan jika Redho tidak pernah berprilaku aneh, bahkan Redho sangat aktif di pramuka semasa SMA.”Nggak ada (perilaku aneh Redho). Semua aktivitas Redho positif semua, dia juga remaja masjid, nggak ada yang aneh,” tegas paman Redho, Majid, kamis (20/7).

Korban dan pelaku saling mengenal terbukti tergabung pada Group Facebook. Kemudian karena mereka tergabung pada group yang sama akhirnya mempunyai aktifitas tidak wajar, berlanjut mengakibatkan korban meninggal.
Dari kasus ini polisi telah menetapkan 2 tersangka. Keduanya adalah pria berinisial W (29) dan RD (38). W merupakan karyawan usaha kuliner, sedangkan RD penjual kue. Korban dieksekusi dikosnya, potongan tubuh korban disebar diberbagai tempat dan ditemukan beberapa hari kemudian di Turi, Tempel, Kab Sleman.
Polisi telah melakukan tes psikologi terhadap 2 tersangka. Diduga dilakukan secara sadar saat memutilasi korban agar menghilangkan jejak.

“Dilakukan secara sadar itu untuk menghilangkan jejak atau barang bukti,” ungkap Kombes Endriadi saat dihubungi detikJogja, Jumat (28/7).

Polisi masih terus mendalami kasus ini. Mulai motif hingga hubungan antara riset dan aksi pelaku.

Spread the love

By rdks

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *