Cerita pilu dari orangtua warga Ngablak, Gempol Kurung, Menganti, Gresik. Yang anaknya menjadi korban dari pengeroyokan kelompok pesilat. Ia menyebut awalnya Imam Saputra (19) sedang keluar hendak mencari makan bersama dua rekannya di sekitar Jalan Ngasinan.
“Saat itu mereka bertiga ini mencari makan, tiba – tiba ditabrak dari belakang oleh sekelompok pesilat, katanya ada enam orang” ujar Suparman, orang tua Imam Saputra.
Saat dikeroyok, anaknya dan dua temennya sempat kabur dan meminta tolong satpam, namun karena sekelompok pisat ini membawa senjata tajam, tidak ada yang berani menolong mereka.
Saat ini anaknya mengalami luka di bagian kepala dan mulut akibat pengeroyokan. Beruntungnya saat itu pesilat lainnya dari perguruan yang sama datang untuk menghentikan pengeroyokan tersebut.
“Ada tiga pesilat lain dari perguruan yang sama datang untuk menghentikan pengeroyakan itu. Ketiga pesilat ini bilang bahwa anak saya bukan orang yang mereka cari” ujar Suparman.
Menurut Suparman kelompok pesilat itu menaruh dendam terhadap dua rekannya, karena dua rekannya ini masih aktif di perguruan silat, sementara anaknya sudah tidak aktif lagi selama lima tahun terkahir.
Selain pengeroyokan, kelompok pesilat itu juga turut marampas motor korban. “Ini sama halnya kayak begal. Bukan lagi pengeroyokan” tegas Suparman.
Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Gresik, AKP Aldhino Prima Wirdhan mengatakan pihaknya masih melakukan olah TKP dan pemeriksaan CCTV di sekitar lokasi kejadian.