Jakarta – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, menjelaskan bahwa salah satu alasan di balik upaya hilirisasi adalah karena Indonesia pernah mengalami pengeksploitasian habis dari bahan mentah oleh suatu negara.
“Tadinya raw material (bahan mentah) kita di-absorb (diserap) untuk industrialisasi sebuah negara, saya enggak mau sebutin siapa,” ujarnya ketika seminar di Auditorium Universitas Al Azhar Indonesia, Jakarta Selatan, pada Selasa, 15 Agustus 2023.
Erick bertekad untuk mencegah trauma masa lalu dan dengan tegas menekankan bahwa hilirisasi sumber daya alam (SDA) kini menjadi tujuan utama Indonesia. Dia percaya bahwa Indonesia akan memegang peran sentral dalam jaringan pasok global, sekaligus menjaga keselarasan di skala global.
Ia berpendapat bahwa sejumlah perusahaan ternama di dunia telah menunjukkan minat dalam berinvestasi di Indonesia. Erick menyebutkan contoh perusahaan-perusahaan ternama seperti Volkswagen, Hyundai, dan Ford.
“Ini yang kita lakukan distribusi kebutuhan raw material untuk ekosistem electric vehicle (EV) dunia, tapi tidak salah dong kalau kita ingin pastikan sebagian produksinya di Indonesia? Bukan hanya raw material saja, industrialisasi harus terjadi di sini,” tambahnya.
Hilirisasi memang merupakan salah satu keberhasilan yang Presiden Joko Widodo (Jokowi) banggakan. Bahkan, Jokowi mengungkapkan bahwa melalui hilirisasi, lapangan kerja berhasil diperluas hingga 40 kali lipat.
Ia memberikan contoh suksesnya hilirisasi nikel di Sulawesi Tengah yang mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 71.500 orang. Sebelumnya, Jokowi mencatat hanya 1.800 pekerja yang terlibat dalam pengolahan nikel di wilayah tersebut.
“Kemudian di Maluku Utara sebelum hilirisasi hanya 500 orang, setelah hilirisasi menjadi 45.600 pekerja yang bekerja di hilirisasi nikel di sana,” jelas Jokowi dalam Pengukuhan Pengurus Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) 2023-2028 di Jakarta Pusat, pada Senin, 31 Juli 2023.
Meskipun mendapat kritik dari berbagai pihak, termasuk dari Ekonom Senior Universitas Indonesia (UI) Faisal Basri yang menyebut bahwa 90 persen keuntungan dari hilirisasi di Indonesia dinikmati oleh China, Jokowi tetap berpegang pada pendiriannya.
Tidak hanya menghasilkan nilai tambah yang signifikan, Jokowi menegaskan bahwa negara juga meraih pemasukan pajak yang lebih besar melalui proses hilirisasi bahan mentah, terutama nikel.
“Hitungan dia bagaimana. Kalau hitungan kita ya, contoh saya berikan nikel, saat diekspor mentahan setahun kira-kira hanya Rp17 triliun. Setelah masuk ke industrial downstreaming, ada hilirisasi, menjadi Rp510 triliun,” kata Jokowi membantah soal tuduhan Faisal Basri di Stasiun Dukuh Atas, pada Kamis, 10 Agustus 2023.
“Bayangkan saja, kalau kita ambil pajak dari 17 triliun sama yang dari Rp510 triliun besar mana? Karena dari situ, dari hilirisasi, kita akan dapatkan PPN, PPh badan, PPh karyawan, PPh perusahaan, royalti, bea ekspor, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), semuanya ada di situ. Coba dihitung saja, dari Rp17 triliun sama Rp510 triliun besar mana?” tambahnya.