Jakarta – Jansen Sitindaon, anggota Partai Demokrat yang aktif dalam dunia politik, berbicara secara tulus mengenai pandangannya terhadap Pemilu Serentak 2019.

Akibat dinamika Pilpres 2019, Jansen dengan jujur mengakui bahwa ia harus menghadapi tantangan berat saat mencalonkan diri dalam Pemilu Legislatif (Pileg) 2019.

Tidak hanya mengalami kegagalan dalam pencapaiannya untuk menjadi anggota DPR RI, Ia juga dibenci oleh warga di kampung halamannya.

Asumsi atas kebencian tersebut terkait dengan dukungan Jansen dan Partai Demokrat terhadap pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 02, yakni Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Pada kesempatan sebagai narasumber di sebuah acara televisi, Jansen Sitindaon berani mengungkapkan curahan hatinya ketika mendapat reaksi negatif dari penduduk di kampung halamannya.

Jansen memutuskan untuk mencalonkan diri sebagai calon anggota legislatif mewakili partainya di daerah pemilihan Sumut III, yang mencakup wilayah Tanjungbalai, Asahan, Batubara, Karo, Dairi, Pakpak Bharat, Simalungun, Siantar, Binjai, dan Langkat.

Selama Pemilu serentak sebelumnya, ia tercatat sebagai salah satu politikus Partai Demokrat yang dengan sepenuh hati memberikan dukungan kepada pasangan Prabowo Subianto – Sandiaga Uno.

Namun, dengan semua peristiwa yang terjalin dalam Pilpres 2019, Jansen kini mengambil keputusan untuk berbalik badan.

Awalnya, Jansen Sitindaon memberikan tanggapan terhadap pertanyaan mengenai isu Partai Demokrat yang dikabarkan keluar dari Koalisi Adil Makmur, aliansi partai pendukung Prabowo-Sandi.

“Mungkin nanti Bang Ray (Rangkuti) yang bisa secara terang benderang menjelaskan itu, karena istilah keluar itu kan penjelasannya itu agak sulit kalau kita lihat timeline pemilu itu,” kata Jansen Sitindaon dikutip dari acara TV.

“Begini, begini saya ini juga ini kan ikut berjuang habis-habisan untuk memenangkan Pak Prabowo,” lanjut Jansen.

Pada Pemilu Legislatif 2019, Jansen mengungkapkan bahwa ia hanya berhasil meraih 1.000 suara di daerah asalnya.

“Kalau ditanya sikap pribadi saya sebagai kader, maka saya sungguh sudah tidak nyaman dengan keadaan ini. Saya pribadi akan pamit baik-baik mundur dari barisan Pak Prabowo ini,” tambahnya.

Jansen kemudian mengungkapkan bagaimana Partai Demokrat berperan dalam mengajukan gugatan terkait hasil suara Pilpres 2019 untuk tim Prabowo-Sandiaga.

Penjelasan dari Jansen muncul sebagai tanggapan atas isu yang beredar bahwa Partai Demokrat tidak berkeinginan ikut terlibat dalam usaha gugatan tersebut.

“Kita kan berpikir kemarin klaim kemenangan 62 persen yang kemudian turun jadi 54 persen itu ada katanya profesor Laode yang hadir penghitungan itu akan dihadirkan kan, jadi artinya data-data, angka-angka C1 per TPS, hasil rapat pleno kabupaten/kota, kecamatan, provinsi itu yang akan dimunculkan. Ini kan (ternyata) tidak, yang dimainkan kemarin kan ‘korupsi politik’ artinya kan isu besar begitu,” ucap Jansen.

Jansen Sitindoan dengan tegas menyatakan bahwa bersama Partai Demokrat, ia telah berupaya keras untuk mendukung kemenangan Prabowo-Sandiaga. Walaupun akhirnya dalam hitungan akhir tetap mengalami kekalahan berdasarkan rekapitulasi pleno KPU.

“Kalau bicara delapan bulan kemarin (masa kampanye) sudah habis-habisan Partai Demokrat ini,” jelas Jansen.

Di samping itu, Jansen merasa telah meluangkan banyak upaya dan energi dalam mendukung Prabowo-Sandi.

Namun pada akhirnya, Partai Demokrat harus menghadapi penurunan jumlah suara sebagai salah satu partai dalam koalisi pada pemilihan legislatif (pileg).

Menurunnya jumlah suara untuk Partai Demokrat dianggap terjadi karena pemilih dari kelompok minoritas beralih dukungan, akibat intensitas isu politisasi agama yang berasal dari pihak kubu 02.

“Saya sendiri habis-habisan, bahkan Partai Demokrat itu satu-satunya Partai di koalisi 02 yang mengalami penurunan suara cukup signifikan karena isu politisisasi agama yang cukup keras itu tadi, khilafah segala macam yang paling kena dampak itu Partai Demokrat,” ucapnya.

Di samping itu, Jansen juga menyinggung bagaimana dirinya mendapat antipati di kampung halamannya karena keputusan Partai Demokrat untuk berkoalisi dengan Prabowo Subianto. Ia mengungkapkan bahwa hasil Pemilu Legislatif (Pileg) hanya memberinya dukungan sebanyak 1.000 suara.

Spread the love

By rdks

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *