21 Agustus 2023 – Pendidikan yang komprehensif dan berkelanjutan semakin ditekankan dalam masyarakat modern. Menurut Presiden Jokowi, pendidikan bukan hanya pencapaian akademik tetapi juga membangun karakter yang kuat bagi generasi muda. Dalam konteks ini, pentingnya pembentukan karakter di kalangan anak muda menjadi perbincangan hangat.
Presiden Jokowi mengatakan bahwa “lebih dari sekedar angka”, artinya hasil dan nilai akademik saja tidak cukup untuk menciptakan individu yang memberikan kontribusi positif bagi masyarakat. Generasi muda harus didorong untuk memiliki karakter yang kuat, seperti integritas, empati, etos kerja dan tanggung jawab sosial. Program pendidikan karakter yang komprehensif sudah mulai dilaksanakan di banyak lembaga pendidikan di seluruh tanah air. Fokus tidak hanya pada subjek, tetapi juga pada nilai-nilai kehidupan. Beberapa sekolah telah memasukkan mata pelajaran etika, kewarganegaraan, dan pengembangan kepemimpinan ke dalam kurikulum mereka.
Namun, tantangannya adalah mengukur perkembangan karakter secara objektif. Selain tes akademik, bagaimana cara mengukur perkembangan sikap dan nilai moral pada anak muda? Pertanyaan ini menjadi pembahasan penting dalam forum pendidikan dan pengembangan masyarakat.
Pakar pendidikan berpendapat bahwa pendekatan holistik untuk pembangunan karakter harus melibatkan semua pemangku kepentingan:
orang tua, guru dan masyarakat. Pembentukan karakter tidak hanya terjadi di dalam kelas tetapi juga dalam interaksi sehari-hari. Oleh karena itu, sinergi antara keluarga, sekolah dan masyarakat menjadi kunci keberhasilan dalam upaya mencetak generasi muda yang berkualitas.
Dengan kesadaran yang tinggi akan pentingnya kepribadian dalam pengembangan diri, diharapkan generasi muda Indonesia menjadi pemimpin masa depan yang tidak hanya cerdas secara akademik tetapi juga memiliki nilai moral dan spiritual yang kuat. Dengan demikian, Indonesia dapat maju sebagai masyarakat yang beradab dan berkeadilan.