Akibat dari kemarau panjang di beberapa daerah di Jawa Timur, termasuk Kota Surabaya, sejumlah penduduk mengambil inisiatif untuk memanfaatkan air selokan sebagai sumber air bersih untuk menyiram tanaman. Kelompok warga di RT 5 RW 13 Kebraon Indah Permai, Surabaya, mengembangkan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) secara swadaya.
Ide ini muncul karena adanya kewajiban rotasi penyiraman tanaman buah dalam pot oleh warga selama musim kemarau. Untuk mengoptimalkan penggunaan air, mereka berkolaborasi dalam menciptakan sumber air yang bisa digunakan bersama untuk menyiram tanaman.
IPAL ini mampu mengolah sekitar 10 kubik air bersih dari selokan setiap harinya. Dari jumlah tersebut, 0,5 kubik air dimanfaatkan untuk menyiram tanaman warga, sementara sisanya akan digunakan untuk keperluan lain.
Proses pengolahan air selokan menjadi air bersih dilakukan dengan tahapan tertentu. Pertama, air selokan ditampung dan disaring dalam sebuah tong. Air tersebut kemudian dibiarkan mengendap untuk memisahkan air dari sedimen. Hasil endapan ini kemudian mengalir ke bak ekualisasi untuk homogenisasi. Setelah itu, air masuk ke bak kedua yang berisi bakteri anaerob untuk mendegradasi bahan kimia. Proses berlanjut dengan bak ketiga yang berisi bakteri aerob untuk menguraikan bahan organik. Air kemudian melewati bak clarifier untuk mengendapkan sedimen sebelum disaring melalui bak filter. Akhirnya, air hasil olahan ditempatkan di bak penampung akhir.