Taufik, seorang pekerja asal Sumatera Utara mendapatkan perlakuan tidak pantas dan mengaku telah diusir oleh pekerja lainnya termasuk salah satu Tenaga Kerja Asing (TKA). Kejadian pengusiran ini terjadi di site Tumbang Titi, Ketapang, Rabu (26/7/2023) pukul 04.00 WIB. Saat itu, Taufik sedang tertidur tiba-tiba sejumlah orang yang tidak diketahui identitasnya datang dan menggedornya.
“Kita digedor, yang datang itu masyarakat lokal sekitar 10 orang, tapi salah satunya TKA. Dia terjun langsung untuk mengusir kami,” kata Taufik dalam keterangannya, Selasa (29/8/2023).
Taufik memiliki dugaan bahwa individu-individu yang tidak dikenal yang melakukan tindakan ini telah diperintahkan oleh WNA tersebut. Bahkan, saat mereka mengusirnya, mereka mengancam dan menggunakan tindakan kekerasan.
“Kalian pulang ke Medan! Masyarakat sudah ngepung lokasi. Kalau mau selamat,” ucapnya
Sebelum dipaksa untuk meninggalkan asrama dengan segera, kartu SIM dari ponsel milik Taufik dan rekan-rekannya juga diambil secara paksa, dengan tujuan mencegah mereka menghubungi pihak perusahaan atau kembali ke lokasi tersebut.
“Kalau kalian hubungi pihak perusahaan atau siapapun, kalian gak akan selamat,” demikian ancaman LX pada Taufik dan rekannya.
Taufik dan temannya kemudian dibawa dengan menggunakan speed boat ke Dermaga Pesaguan oleh orang-orang yang mengusir mereka.
Ketika akan pergi, karena baru bekerja selama 5 hari dan belum menerima bayaran, ia merasa bingung untuk membeli tiket pesawat. Namun, keberuntungan berpihak padanya ketika salah satu rekan kerjanya mengingat nomor ponsel salah satu atasan. Berkat hal ini, mereka akhirnya diberikan tiket pesawat. Salah satu rekannya yang bernama Yoshua, yang juga terlibat dalam insiden pengusiran tersebut, mengungkapkan bahwa Taufik mengalami trauma akibat peristiwa itu. Terlebih lagi, ini adalah kali pertama bagi Taufik untuk meninggalkan Sumatera dan bekerja di Kalimantan.
“Udah trauma dia, udah gak mau lagi dia merantau ke Kalimantan. ‘Udah bagus kerja di Sumatera’ katanya,” ujar Yoshua.